Minggu, 01 Maret 2015

ECHO TEKNOLOGI SOLUSI PROBLEM SAMPAH DI INDONESIA

Seiring perkembangan zaman diimbangi dengan semakin tingginya teknologi akibatnya adalah rusaknya lingkungan akibat tuntutan ekonomi, sebagai contoh adalah membludaknya sampah yang ada di Indonesia. setiap harinya berton-ton sampah menumpuk di tempat pembuangan sampah akhir namun seringkali pemerintah bingung untuk mengatasi permasalahan sampah tersebut. mengutip dari laman www.indonesia.go.id diperkirakan produksi sampah di Indonesia pada tahun 2025 adalah 130.000 TON/hari bisa dibanyangkan jika ini dikalikan setahun kira-kira 46.800.000/tahun. itu semua sampah baik itu berupa plastik, kertas, logam, sampah rumah tangga hingga sampah yang tidak bisa didaur ulang lagi. Tentunya kita butuh terobosan baru sistem pengolahan sampah agar
bisa bermanfaat, yang salah satunya adalah program 3R yakni Reduce, Reuse dan Recycle. Reduce berarti pengurangan, artinya kita semestinya bisa untuk mengurangi penggunaan barang-barang yang cepat terbuang sehingga kita menggunakan barang-barang yang bisa digunakan untuk berulang-ulang. Reuse berarti digunakan kembali yakni barang yang tadinya ingin kita buang sehingga menjadi sampah maka sebaiknya kita gunakan lagi tentunya harus memperhatikan dari segi kesehatan juga. kemudian recycle yakni pendaurulangan, jadi sampah-samah bisa kita manfaatkan lagi untuk membuat barang kebentuk yang lain misalnya plastik2 yang sudah tidak terpakai kita daur ulang menjadi tas, sendal dan lain-lain. Semestinya program mengenai sampah ini harus menyeluruh terhadap kalangan masyarakat sehingga apa yang rencanakan bisa tercapai dengan optimal. kerjasama antara pemerintah dengan pabrik-pabrik swasta manufaktur juga diperlukan, terlebih jika pemerintah mendirikan BUMN untuk pengolahan sampah dari mulai penyediaan tong sampah untuk klasifikasi sampah organik, kertas, plastik, dan sampah nondaur ulang seperti sterefoam. membuat bank sampah ditiap-tiap perumahan sebagai tempat untuk memilah lagi sampah-sampah tersebut yang sudah diklasifikasikan hingga pendistribusian sampah pada pabrik pengolahan dan pemafaatan sampah sebagai bahan dasar utama untuk produk yang dihasilkannya, seperti sampah organik bisa didistribusikan ke pabrik pengolahan pupuk sehingga dapat menjadi pupuk organik yang ramah lingkungan melihat semakin maraknya pupuk kimia yang merusak lingkngan, kemudian sampah kertas yang didistribusikan ke pabrik pengolahan kertas sehingga dapat mengefisiensikan dari penebangan pohon yang membuat hutan kita menjadi gundul, lalu sampah plastik dapat distribusikan ke pabrik pembuat barang yang terbuat dari plastik sehingga sampah plastik yang terkenal sulit untuk terurai dapat menjadi barang yang memiliki nilai ekonomis sekaligus meyelamatkan ekosistem lingkungan dari bahaya plastik. dan yang terakhir adalah sampah yang tidak dapat direcycle sehingga perlu perlakuan khusus semisalkan diubah untuk menjadi bahan baku sumber energi listrik dengan memanfaatkan lembaga penelitian tentunya. Dari sampah yang tidak bernilai harganya bisa menjadi berharga jika kita mau berfikir dan mengerjakannya.